Kamis, 29 Januari 2009

Dijaga dengan Kalimat Taqwa

ALLAH MEMENANGKAN DAN MENJAGA TEMPAT BERJIHAD DENGAN KALIMAT TAQWA

Allah berfirman QS Al-Fath :24

Dan Dialah yang menahan tangan mereka dari (membinasakan) kamu dan (menahan) tangan kamu dari (membinasakan) mereka di tengah kota Mekah sesudah Allah memenangkan kamu atas mereka, dan adalah Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

Firman Allah menegaskan bahwa kemenangan Rasulullah dalam menguasai atau mendapatkan Kota Mekah sebagai Baitullah pusat dari beribadah umat Islam menyebabkan Allah akan menjaga tempat tersebut dari segala serangan atau kerusakan yang akan dilakukan oleh kaum kafir, Allah akan menahan tangan-tangan orang kafir yang akan membinasakan umat Islam yang ada di Kota Mekah dan begitu sebaliknya akan menahan setiap orang yang ada di Kota Mekah untuk saling membinasakan di Kota Mekah, dan ini artinya Allah akan menjaga kota Mekah sebagai pusat beribadah umat Islam dari segala tindakan jahiliyah dan dari segala tindakan biadab umat manusia, sehingga tempat tersebut menjadi suatu tempat yang penuh kebarokahan.
Berdasarkan firman Allah tersebut maka jika kita mau berjuang untuk dapat menciptakan atau membuat pusat atau markas untuk memperjuangkan agama Islam, maka Allah akan memberikan kemenangan kepada kepada kita semua , dan jika Allah telah memberikan kemenangan atas tempat yang memiliki lingkungan Islam maka tempat tersebut akan dijaga oleh Allah dan akan menjadi tempat yang penuh kebarokahan atau menjadi Qoryah Thoibah Mubarokah. Dengan demikian menjadi perjuangan bagi kita semua untuk dapat menciptakan tempat yang memiliki lingkungan Islami, menjadi pusat beribadah bagi umat islam di daerahnya masing-masing, menjadi markas pemusatan kekuatan untuk mengagungkan asma Allah. Apabila kita telah memiliki tempat pemusatan beribadah sebagai suatu Qoryah Thoibah Mubarokah. Namun untuk mendapatkan tempat sebagai pemusatan beribadah tidaklah mudah, hal ini seperti yang terjadi dalam perjuangan Rasulullah untuk mendapatkan kota Mekah mengembalikan kepada fungsinya sebagai Baitullah, sebagi pusat beribadah umat islam, karena kaum kafir selalu mencoba mencegah dan menghalanginya, hal ini dijelaskan oleh Allah, QS Al-Fath : 25
Merekalah orang-orang yang kafir yang menghalangi kamu dari (masuk) Masjidil Haram dan menghalangi hewan korban sampai ke tempat (penyembelihan) nya. Dan kalau tidaklah karena laki-laki yang mu'min dan perempuan-perempuan yang mu'min yang tiada kamu ketahui, bahwa kamu akan membunuh mereka yang menyebabkan kamu ditimpa kesusahan tanpa pengetahuanmu (tentulah Allah tidak akan menahan tanganmu dari membinasakan mereka). Supaya Allah memasukkan siapa yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya. Sekiranya mereka tidak bercampur baur, tentulah Kami akan mengazab orang-orang kafir di antara mereka dengan azab yang pedih.

Kaum kafir mekah selalu menghalangi Rasulullah untuk melaksanakan ibadah di Masjidil Haram, namun karena masih ada dilingkungan kafir mekah orang mukmin yang masih beribadah kepada Allah, maka kaum kafir yang ada di Kota Mekah tidak dibinasakan oleh Allah, dan Allah menahan orang mukmin untuk menghancurkan penduduk di mekah karena masih ada orang mukmin yang beribadah, hal ini dikhawatirkan menyebabkan dosa bagi orang mukmin yang menyerang secara membabibuta kepada lingkungan kaum kafir yang ternyata ada orang mukmin yang masih beribadah. Berdasarkan firman Allah tersebut maka Allah tidak akan mengazab orang kafir sekiranya dilingkungan orang kafir masih ada orang mukmin yang masih beribadah, oleh karena itu umat islampun dilarang membabibuta menyerang orang kafir jika masih membaur dengan umat islam. Namun orang kafir tidak memahami jika mereka tidak di azab oleh Allah karena masih ada doa orang mukmin yang beribadah kepada Allah, Orang kafir tetap memiliki sikap yang sombong ingin mengalahkan orang mukmin dan ingin menghancurkan orang mukmin, maka Allah memberikan jalannya agar umat islam dapt menhadapi orang kafir yang selalu menanmkan kesombongan dan berniat menghancurkan orang muslim, yaitu disampaikan Allah Qs Al-Fath :26


Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan jahiliyah lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mu'min dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat takwa dan adalah mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Allah memberikan ketenangan kepada umat islam untuk melawan kesombongan orang kafir dengan menurunkan kalimah thoibah, kalimat Taqwa yaitu Laaillaahaillallaah, dengan kalimat tersebut yang dibaca dengan istiqomah terus menerus maka umat islam akan mendapatkan kemenangan sehingga menimbukan ketenangan dan akan tercipta sutau tempat yang memiliki lingkungan Islam yaitu Qoryah Thoibah Mubarokah, yaitu suatu tempat yang sejahtra dan mendamaikan, suatu tempat pemusatan kekuatan untuk mengagungkan asma Allah.
Semoga Kita semua dapat istiqomah dengan kalimah Dzikir dan Allah memberikan kekuatan kepada kita semua untuk dapat membangun masyarakat islam yang sejahtra dan mendamaikan melalu terbentuknya Qoryah Thoibah Mubarokah, Amin.
Sukabumi, 29 Januari 2009/ 2 shafar 1430 H]
Majlis Dzikir dan Aurod Bashorun Fuadun

Muhammad Fajar Laksana

Minggu, 25 Januari 2009

Menghadapi Gerhana Matahari

KHUTBAH SHALAT KUSUF (GERHANA)
RITUALITAS PERISTIWA GERHANA MATAHARI SESUAI SUNNAH RASULULLAH Di Majlis Dzikir dan Aurod Bashorun Fuadun
Muhammad Fajar Laksana


Bismillaahirrohmaanirrohiim, wash-sholaatu wassalaamu ‘alaa Sayyidinaa Muhammadiw-wa’alaa aalihii wa shohbihii ajma’iin. Ammaa ba’du
Allah berfirman dalam Qs Fushilat :37
Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.
Qs Ibrahim :33
Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.
Qs Al-Hadid:1
Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah). Dan Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Aisyah istri Nabi saw., berkata, “Terjadi gerhana matahari pada masa hidup Rasulullah. Beliau keluar ke masjid lalu menyuruh seseorang menyerukan, Ash-Shalaatu Jaami’ah, kemudian beliau maju (2/31). Lalu, orang-orang berbaris di belakang beliau. (Dan dalam riwayat lain dari Aisyah: seorang wanita Yahudi datang mengajukan pertanyaan kepadanya seraya berkata, ‘Mudah-mudahan melindungimu dari azab kubur.’ Kemudian Aisyah bertanya kepada Rasulullah, ‘Apakah orang-orang disiksa di dalam kuburnya?’ Rasulullah menjawab, ‘Aku berlindung kepada Allah dari hal itu.’ Kemudian pada suatu pagi Rasulullah naik kendaraan, lalu terjadi gerhana matahari. Kemudian beliau kembali pada waktu dhuha. Maka, Rasulullah berjalan di antara dua punggung batu, lalu beliau berdiri menunaikan shalat 2/26-27). Kemudian Rasulullah membaca bacaan (dalam satu riwayat: surah 2/62) yang panjang yang beliau baca dengan keras. Beliau bertakbir, lalu ruku dengan ruku yang panjang. Setelah itu mengangkat kepalanya seraya (4/76) mengucapkan, ‘Sami’allaahu Liman Hamidah.’ Lantas berdiri lagi yang lebih pendek daripada berdirinya yang pertama (2/24) dan tidak sujud. Beliau membaca ayat-ayat yang panjang tetapi lebih pendek daripada bacaannya yang pertama, (dan dalam satu riwayat: kemudian beliau membuka bacaannya dengan surah lain). Kemudian bertakbir dan ruku yang panjang, tetapi lebih pendek dari ruku yang pertama, lalu mengucapkan, ‘Sami’allaahu Liman Hamidah, Rabbana wa Lakal Hamdu.’ Lalu, sujud dengan sujud yang panjang (dua kali sujud 2/30). Kemudian pada rakat yang terakhir beliau melakukan seperti apa yang beliau lakukan dalam rakaat sebelumnya. Dengan begitu, beliau telah menyempurnakan empat kali ruku dalam dua rakaat. Juga telah empat kali sujud (dalam satu riwayat: dengan dua kali sujud pada rakaat yang pertama, sedang sujud yang pertama lebih panjang). Kemudian matahari telah jelas sebelum beliau pergi, lalu beliau salam. Kemudian beliau berdiri, lalu berkhotbah kepada orang banyak dan memuji Allah dengan pujian yang layak untuk-Nya. Kemudian bersabda, ‘Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda (kebesaran) Allah yang Dia tampakkan kepada hamba-hambaNya. Keduanya tidak menjadi gerhana karena meninggalnya seseorang dan tidak pula karena hidupnya seseorang. Apabila kamu melihatnya, maka lakukanlah shalat.’ (Dalam satu riwayat: maka, berdoalah kepada Allah, agungkanlah Dia, dan shalatlah [hingga tersingkap matahari/bulan kepadamu 2/24-25] dan bersedekahlah. Sesungguhnya saya melihat di tempat berdiriku ini segala sesuatu yang dijanjikan kepadaku, hingga saya lihat diri saya ingin memetik setandan kurma dari surga ketika kamu melihat aku maju, dan kulihat neraka Jahannam sebagiannya meruntuhkan sebagian yang lain ketika kamu lihat aku mundur. Aku lihat di sana Amr bin Luhaiy [menyeret ususnya 5/1910, dan dialah yang (dan dalam satu riwayat: orang pertama yang) menelantarkan semua yang telantar 2/62]. Kemudian beliau bersabda, ‘Wahai umat Muhammad! Demi Allah, tidak ada seorang pun yang lebih pencemburu daripada Allah, melebihi kecemburuan seorang laki-laki atau wanita yang berzina. Wahai umat Muhammad! Demi Allah, seandainya kamu mengetahui apa yang saya ketahui, niscaya kamu akan tertawa sedikit dan banyak menangis.’ Kemudian beliau memerintahkan mereka berlindung dari azab kubur.”Katsir bin Abbas menceritakan bahwa Abdullah bin Abbas r.a. apabila terjadi gerhana matahari biasa menceritakan hadits seperti hadits Urwah dari Aisyah. (Az-Zuhri berkata 2/31), “Aku berkata kepada Urwah, ‘Sesungguhnya saudara mu (Abdullah bin Zubair tidak berbuat begitu). Pada hari terjadinya gerhana matahari di Madinah, ia tidak lebih dari melakukan shalat dua rakaat seperti shalat subuh.’ Urwah menjawab, “Betul, karena ia menyalahi Sunnah.’”

Berdasarkan Firman Allah dan Sabda Rasulullah maka dalam menghadapi peristiwa Gerhana Matahari sesuai ketentuan Allah dan Sunah Rasulullah adalah :
1).Gerhana matahari merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah, dimana Allah-lah yang menundukan segala apa yang ada di alam semesta ini kepada manusia, maka beriman dan bertaqwa lah kepada Allah serta bersyukur dan terus menerus mengaggungkan asma Allah
2).Gerhana sebaga salah satu tanda-tanda kekuasaan Allah, mengingatkan akan hari Kiamat, azab kubur dan siksa api neraka
3).Menyadarkan untuk selalu bersyukur kepada Allah
4). Sebagai tanda kita beriman, bertaqwa dan bersyukur kepada Allah maka ketika terjadi gerhana matahari yang harus kita lakukan sesuai sunnah Rasulullah:
a).Takbir
b).Melaksanakan Shalat Sunnat Kusuf 2 rokaat 4 ruku secara berjamaah
c).Takbir dan Berdzikir
d).Berdoa mohon diampuni dosa dihindarkan dari azab kubur
e).Mendengarkan khutbah
f).Mengeluarkan Infak Shodaqoh setelah gerhana

Semoga kita selalu dapat melaksanakan segala perintah Allah dan Rasulnya, dan semoga segala amal ibadh kita diterima Allah SWT, Amin.
Sukabumi Nanggeleng 26 Janurai 2009/29 Muharram 1430 H
Majlis Dzikir dan Aurod Bashorun Fuad

Muhammad Fajar Laksana

Rabu, 21 Januari 2009

Kemenangan Yang Lebih Besar

BERSYUKUR ATAS KEMENANGAN YANG TELAH DIPEROLEH AKAN MENDAPATKAN KEMENANGAN YANG LEBIH BESAR

Majlis Dzikir dan Aurod Bashorun Fuadun
By: Muhammad Fajar Laksana


Hasil jihad dari para Mujahid berupa harta rampasan perang yang banyak serta mendapatkan lahan atau tempat tinggal yang dijadikan markas untuk berjuang membela agama Allah (Qoryah Thoibah Mubarokah) patut disyukuri, karena hasil dari jihad tersebut akan diberikan tambahan kemenangan yang lainnya oleh Allah, seperti yang dijelaskan oleh Allah, QS Al-Fath:21

Dan (telah menjanjikan pula kemenangan-kemenangan) yang lain (atas negeri-negeri) yang kamu belum dapat menguasainya yang sungguh Allah telah menentukan-Nya. Dan adalah Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Allah telah memberikan janjiNya jika kita selalu bersyukur kepada Allah maka Allah akan menambahkan kemenangan yang lebih besar setelah mendapatkan kemenangan dengan memperolah harta dan tempat tinggal yang dijadikan markas/tempat untuk berjuang membela agama Allah, dalam sejarah kemenangan yang diberikan kepada Rasulullah setelah penaklukan Kota Mekah yaitu diberikannya kemenangan terhadap negara Romawi dan Persia sehingga agama Islam semakin luas tersebar keseluruh dunia.
Semakin luasnya kemenangan yang diperoleh umat Islam maka Allah semakin menjaga dan melindungi umat Islam dari serangan orang-orang kafir, artinya semakin luas harta dan wilayah umat Islam yang digunakan untuk berjuang menegakan agama Allah, maka akan semakin besar perlindungan dan penjagaan Allah terhadap umat Islam, tetapi juga sebaliknya jika semakin besar harta umat Islam dan wilayah yang dikuasai oleh Umat Islam tapi tidak digunakan untuk berjuang membesarkan agama Allah, maka yang akan datang adalah azab dari Allah, hal ini dijelaskan oleh Allah, QS Al-Fath:22

Dan sekiranya orang-orang kafir itu memerangi kamu pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang (kalah) kemudian mereka tiada memperoleh pelindung dan tidak (pula) menolong.

Allah akan memberikan ketakutan dan kekalahan kepada orang-orang kafir yang akan memerangi orang mumin, mereka orang kafir akan ketakutan melarikan diri dan mereka orang kafir tidak akan memperoleh pelindung dan tidak ada yang dapat menolongnya, hal ini bisa terjadi jika umat Islam telah mampu menggunakan harta kekayaan dan tempat tinggalnya di Bumi Allah digunakan untuk berjuang menguatkan dan membesarkan agama Allah, bertasbih dan berdzikir mengumandangkan asma Allah, maka Allah akan memberikan kekuatan kepada orang mumin semua untuk memenangkan semua pertempuran melawan orang kafir , baik dari sisi ekonomi, sosial, budaya, idiologi, politik, pertahanan dan keamanan, oleh karena itu maka bagi para mujahid yang telah menggunakan semua potensinya untuk membela agama Allah maka harus bersyukur atas kemenangan yang pasti diperoleh, karena para mujahid telah mampu mengolah dan memberdayakan segala potensi yang dimilikinya untuk membela agama Allah, ini akan menyebabkan Allah selalu memberikan kemenangan, sehingga tempat tinggal yang dijadikan tempat untuk memusatkan pikiran dan kekuatan membela agama Allah akan selalu dijaga oleh Allah dari serangan orang kafir, bahkan mereka akan selalu takut menghadapi orang mumin, baru mendengar nama Islam orang kafir sudah merasa ngeri, sehingga ketakutan orang kafir akan selalu menjadi kekalahan mereka dan kemenangan kepada umat Islam, dan kemenangan ini sudah menjadi ketentuan dan taqdir dari Allah, yang dijelaskan QS Al-Fath:23
Sebagai suatu sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunnatullah itu.

Taqdir dan ketetapan dari Allah jika umat Islam mampu menggunakan segala potensinya, harta kekayaannya dan tempat tinggalnya dijadikan alat untuk membesarkan dan menguatakan agama Allah serta digunakan untuk bertasbih dan berdzikir kapada Allah maka sudah menjadi ketetapan dari Allah umat Islam akan mendapatkan kemenangan yang gilang gemilang, dan orang kafir akan selalu diberikan ketakutan dan kekalahan sehingga mereka tidak ada yang dapat menolong dan melindunginya disetiap jengkal tanah di Bumi Allah ini.

Semoga seluruh umat Islam selalu dapat menggunakan segala potensi dirinya, harta kekayaannya, dan tempat tinggalnya di Bumi Allah, dijadikan alat untuk menguatkan dan membesarkan agama Allah, serta bertasbih dan Berdzikir mengumandangkan Asma Allah, Amin.
Sukabumi, 22 Januari 2009/25 Muharram 1430H
Majlis Dzikir dan Aurod Bashorun Fuadun

Muhammad Fajar Laksana

Kamis, 15 Januari 2009

Qoryah Thoibah Mubarokah

HASIL JIHAD TERWUJUDNYA QORYAH THOIBAH MUBAROKAH
http://sistemdzikir.blogspot.com/

Majlis Dzikir dan Aurod Bashorun Fuadun

By: Muhammad Fajar Laksana


Qs Al-Fath:18
Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mu'min ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dengan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya).
Allah menyatakan Ridla terhadap orang mumin (yang beriman) ketika mereka melakukan baiat, dalam sejarah perjuangan Rasulullah baiat yang dilaksanakan adalah baiat di Hudaibiyah dikenal Bai’atur Ridwan, yaitu baiat untuk berjuang bersama Nabi melawan kaum kafir Quraisy. Dalam kontek saat ini baiat tersebut harus dilaksanakan dan ini bisa dalam bentuk Sumpah Perjuangan, yaitu menyatakan niat yang sunguh-sungguh untuk menguatkan dan membesarkan agama Allah, dan bertasbih serta berdzikir setiap saat dimanapun berada, seperti yang dijelaskan oleh Allah dalam QS Al-Fath : 8-10. ”Sesungguhnya Kami mengutus kamu sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan,supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan (agama) Nya, membesarkan-Nya. Dan bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan petang.Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah.Tangan Allah di atas tangan mereka, maka barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala yang besar”.
Apabila kita sudah berbaiat maka berarti kita sudah melaksanakan niat yang sungguh-sungguh untuk berjihad ini masuk katagori kita telah Hijrah, seperti yang telah disabdakan oleh Rasulullah SAW, Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. ditanya tentang hijrah, lalu beliau menjawab: Tidak ada lagi hijrah setelah penaklukan (Mekah). Tetapi yang ada ialah jihad dan niat. Maka bila kamu diperintahkan berperang, peranglah!
Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim [Bahasa Arab saja]: 3468
Berdasarkan sabda Rasulullah tersebut maka Baiat membela agama Allah termasuk Hijrah kita sebagai seorang mukmin, setelah hijrah kemudian niat itu harus dilaksanakan, maka melaksanakan niat untuk membela agama Allah termasuk kedalam Jihad, apabila ini telah dilaksanakan, Allah mengetahui apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh manusia sehingga Allah memberikan ketenangan kepada Hati manusia, dengan memberikan balasan berupa kemenangan yang dekat, yang pasti datang.
Berdasarkan penjelasan tersebut ketika diperintahkan Hijrah dengan berbaiat menyatakan sikap bahwa hidup dan mati kita diperuntukan bagi tegaknya undang-undang Allah, dan memperjuangkan agama Allah dalam konteks saat ini membangun jamaah Islam, membangun masyarakat Islam dengan membangun lingkungan yang islami sehingga terbentuk kehidupan sosial budaya Islami yang damai dan sejahtra, membentuk kehidupan jannah di dunia untuk mendapatkan jannah di akhirat, itulah yang menjadi cita-cita membangun QORYAH THOIBAH MUBAROKAH, maka jika sudah diperintahkan untuk bersama-sama membangun Qoryah Thoibah Mubarokah itulah perang/jihad kita saat ini, maka tidak ada kata lain dan tidak ada alasan lain yaitu Peranglah untuk membangun masyarakat dan lingkungan Islami, melalui suatu kesatuan jamaah, sehingga dapat dibentuk suatu model masyarakat Islam yang dapat menjadi stimulan bagi yang lainnya, sehingga akan membentuk kehidupan manusia yang damai dan sejahtra, selamat dunia dan akhirat.
Kalau ini yang menjadi perjuangan kita semua dan tahapan nya sudah dilakukan, maka Allah akan memberikan kekayaan yang sebelumnya dipegang oleh kaum kafir dan musyrikin akan dilimpahkan kepada kita semua, melalui perang ekonomi, sosial, budaya,politik, idiologi maupun kemananan, maka kita akan mampu memenangkan peperangan tersebut sehingga hasil peperangan tersebut menjadi rampasan kekayaan yang banyak yang diberikan oleh Allah kepada kita yang dapat diambil atau dinikmati oleh kita semua,hal ini seperti yang dijelaskan oleh Allah, Qs Al-Fath:19
Serta harta rampasan yang banyak yang dapat mereka ambil. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Dalam sejarah perjuangan Rasulullah rampasan perang yang diambil adalah dari tanah Khaibar setelah mereka kembali dari Hudaibiyah, dalam kontek saat ini maka kemenangan orang Islam dari peperangan ekonomi, sosial, budaya,politik, idiologi maupun kemananan, ini menunjukan bahwa umat Islam akan mendapatkan Lahan atau tanah tempat berjuang untuk membangun lingkungan dan masyarakat Islam dalam jamaah Islam yang kuat, sehingga melalui Baiat, sumpah mati untuk satu kesatuan berjuang membela agama Allah akan menyebabkan Allah memberikan kemenangan dan kemerdekaan bagi umat Islam dalam menegakan ajaran Islam. Bahkan kemudian Allah menjangjikan memberikan kekayaan yang lebih besar lagi melalui harta rampasan perang yang lebih banyak lagi, seperti yang dijelaskan oleh Allah, QS Al-Fath :20
Allah menjanjikan kepada kamu harta rampasan yang banyak yang dapat kamu ambil, maka disegerakan-Nya harta rampasan ini untukmu dan Dia menahan tangan manusia dari (membinasakan) mu (agar kamu mensyukuri-Nya) dan agar hal itu menjadi bukti bagi orang-orang mu'min dan agar Dia menunjuki kamu kepada jalan yang lurus.
Allah memberikan kekayaaan lagi dari hasil jihad kalian berupa harta rampasan yang sebelumnya dikuasai oleh orang-orang kafir, untuk dikelola oleh orang-orang mukmin, sekarang sudah nyata jika kita meyakini dengan sunguh-sungguh dan istiqomah untuk berjihad dijalan Allah, maka kita akan mendapatkan kemenagan yang gilang gemilang, dan Allah akan menjaga dan melindungi keluarga dan harta rampasan yang sudah dikelola oleh kita dari kaum kafir dan kaum musrikin yang akan membinasakan kita dan keluarga kita, artinya lingkungan atau tempat kita berjuang atau tempat hijrah kita yang telah dikuasai hasil dari jihad kita karena diperuntukan sebagai markas berjuang menguatkan dan membesarkan agama Allah, maka tempat atau lingkungan tersebut akan dijaga dan dilindungi oleh Allah dari segala serangan orang-orang kafir atau musrikin yang akan membinasakan kita, sehingga tempat yang demikian disebut QORYAH THOIBAH MUBAROKAH, maka tempat inilah yang akan menjadi tempat yang barokah suatu tempat yang selalu diberikan jalan yang lurus, suatu tempat yang selalu dijaga oleh tentara malaikat Allah, tempat yang selalu diberikan curaham Rahmat dari Allah, tempat inilah yang selalu diidam-idamkan, tempat yang menjadi tujuan hijrah kita, tempat yang menjadi syurga dunia, baitijannah, tempat yang menciptakan rumah kita menjadi syurga bagi keluarga kita, tempat inilah yang sekarang diperjuangkan, sehingga dari tempat dan lingkungan seperti ini akan lahir generasi-generasi pejuang Islam, yang selalu akan memperjuangan ajaran Islam sampai Islam mendapatkan kejayaan dan kemenangan, oleh karena itu bagi kita yang sudah merasakan bahwa kita sudah mendapatkan kekayaan dari hasil jihad kita, selama ini kita selalu mendapatkan petunjuk dan hidayah dari Allah, kita selalu diarahkan dan disadarkan untuk selalau berdzikir kepada Allah, kita selalu mendapatkan bukti-bukti dikabulkannya doa kita oleh Allah, kita selalu diberikan kesaksian maha kuasanya Alllah terhadap segala isi alam semesta ini,kita selalu diarahkan untuk selalu berjuang menciptakan lingkungan dan masyarakat islam yang damai dan sejahtra sehingga kita semua diberikan lingkungan atau tempat jamaah yang menuntun kita menuju syurga dunia dan akhirat, maka sepantasnyalah pada saat ini kita selalu bersyukur atas segala limpahan rahmat yang selama ini diberikan oleh Allah SWT, semoga Allah mengabulkan cita-cita kita semua dan yakin Allah akan memberikan kemenangan kepada kita semua. Amin.
Sukabumi, 15 Januari 2009/18 Muharram 1430 H
Majlis Dzikir dan Aurod Bashorun Fuadun

Muhammad Fajar Laksana

Rabu, 14 Januari 2009

Takut Berjihad

ORANG YANG TAKUT BERJIHAD
Majlis Dzikir dan Aurod Bashorun Fuadun
By; Muhammad Fajar Laksana al Nanggelengi

Qs Al-Fath : 11
Orang-orang Badwi yang tertinggal (tidak turut ke Hudaibiyah) akan mengatakan: "Harta dan keluarga kami telah merintangi kami, maka mohonkanlah ampunan untuk kami"; mereka mengucapkan dengan lidahnya apa yang tidak ada dalam hatinya. Katakanlah: "Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah jika Dia menghendaki kemudharatan bagimu atau jika Dia menghendaki manfa`at bagimu. Sebenarnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Firman Allah tersebut menyampaikan contoh yang terjadi ketika Rasulullah pada bulan Dzulkaedah tahun 6 Hijriyyah dengan pengikutnya mau melakukan Umrah dan melihat keluarga yang ditinggalkannya di Mekah, berhenti dulu di Hudaibiyah, lalu mengirim utusan Usman bin Affan ke Mekah yang masih dikuasai oleh Kaum Musrikin, untuk memberitahu akan kedatangan Rasulullah, tapi ternyata Usman di Tahan oleh Kaum Musrikin, maka pada saat itu Rasulullah melakukan bai’at (Janji setia) kepada para pengikutnya untuk setia kepada Nabi untuk memerangi kaun musrikin Qurais, sampai mendapat kemenangan, perjanjian ini dikenal Bai’atur Ridwan juga dikenal Shulhul Hudaibiyah.
Ketika nabi memerintahkan Umrah tersebut dan berhenti di Hudaibiyah maka orang-orang Badwi yang ada di Madinah tidak ikut turut ke Hudaibiyah, mereka beralasan karena harta dan keluarganya merintanginya untuk berangkat, padahal sesungguhnya mereka mempunyai prasangka yang buruk kepada Rasulullah dan pengikutnya yang berangkat ke Hudaibiyah, seperti yang dijelaskan oleh Allah, Qs Al-Fath : 12

Tetapi kamu menyangka bahwa Rasul dan orang-orang mu'min tidak sekali-kali akan kembali kepada keluarga mereka selama-lamanya dan syaitan telah menjadikan kamu memandang baik dalam hatimu persangkaan itu, dan kamu telah menyangka dengan sangkaan yang buruk dan kamu menjadi kaum yang binasa.

Ternyata orang-orang yang tidak ikut umrah dan jihad melawan kaum Qurais di mekah, memiliki prasangka buruk bahwa Rasul dan Orang-orang mukmin yang berangkat akan mendapatkan kebinasaan tidak akan kembali lagi ke Madinah, dan syaitan menggodanya untuk meyakini itu dan berharap bahwa Nabi dan pengikutnya akan binasa ditangan kaum Qurais Mekah. Tapi Allah maha mengetahui dan kuasa untuk membinasakan orang-orang munafik yang tidak mau berjihad dengan Rasulullah. Maka Allah menyatakan dalam QS Al-Fath : 13
Dan barangsiapa yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya Kami menyediakan untuk orang-orang yang kafir neraka yang bernyala-nyala.
Allah akan memberikan orang-orang kafir neraka yang menyala-nyala akibat tidak beriman kepada Allah dan Rasulnya, karena bagi Allah sangat mudah untuk menghancurkan orang-orang kafir dan munafik, karena Allah maha Kuasa, QS Al-Fath:14
Dan hanya kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi. Dia memberi ampun kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan mengazab siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Allah berkuasa untuk memenangkan orang-orang Mukmin karena Allah yang mempunyai kerajaan Langit dan Bumi, Dia bisa memberi ampunan kepada siapa yang dikehendakinya dan mengazab kepada siapa yang dikehendakinya, Hal ini juga berlaku kepada orang-orang yang takut atau tidak mengindahkan, tidak mengikuti perintah Rasulullah untuk Hijrah dan Jihad maka Allah akan mengazabnya, tetapi kemudian bagi para orang Munafik, ketika Rasulullah mendapatkan kemengan dari hasil peperangan melawan orang-orang musrikin, mereka ingin lebih dahulu mendapat bahagian dari hasil kemenangan itu, hal dijelaskan oleh Allah Qs Al-Fath:15
Orang-orang Badwi yang tertinggal itu akan berkata apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan: "Biarkanlah kami, niscaya kami mengikuti kamu; mereka hendak merubah janji Allah. Katakanlah: "Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami: demikian Allah telah menetapkan sebelumnya"; mereka akan mengatakan: "Sebenarnya kamu dengki kepada kami". Bahkan mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali.
Ketika Rasulullah mendapatkan kemengan dari hasil Jihad maka orang-orang Munafik ingin juga ikut merasakan hasil kemengan tersebut, tetapi Allah mengatakan sebenarnya kamu dengki kepada orang-orang mukmin yang telah berjihad, sebenarnya mereka melecehkan orang-orang yang sedang berjihad bahkan berharap mereka yang berjihad akan mendapatkan kehinaan, kekalahan dan kehancuran, tetapi ternyata orang-orang mukmin mendapatkan kemenangan yang nyata dapat menguasai kota Mekah, maka kamu orang-orang yang tidak mau mengikuti perintah Nabi untuk berjuang, tidak boleh, tidak pantas ikut merasakan kemenangan tersebut, namun Allah maha pengampun dan penyayang, maka diberikan kesempatan kembali kepada orang-orang munafik yang tidak mau ikut berjuang, mereka di tawarkan kesempatan untuk memerangi kaum kafir, dijelaskan Qs Al-Fath : 16
Katakanlah kepada orang-orang Badwi yang tertinggal: "Kamu akan diajak untuk (memerangi) kaum yang mempunyai kekuatan yang besar, kamu akan memerangi mereka atau mereka menyerah (masuk Islam). Maka jika kamu patuhi (ajakan itu) niscaya Allah akan memberikan kepadamu pahala yang baik dan jika kamu berpaling sebagaimana kamu telah berpaling sebelumnya, niscaya Dia akan mengazab kamu dengan azab yang pedih".
Allah melalui Nabi Muhammad SAW, memberikan kembali kesempatan kepada orang-orang yang sebelumnya tidak mau mengikuti ajakan untuk berjihad, yaitu dengan menawarkan menghadapi kaum kafir yang lebih besar lagi, yaitu menurut sebagian pendapat yaitu orang-orang Bani Hanifah yang menguasai tanah Yamamah, menurut pendapat yang lain, kerajaan Persia dan Kerajaan Rumawi. Allah dan NabiNya mengajak untuk berjihad kembali menghadapi kaum kafir yang lebih besar sampai mereka menyerah masuk Islam, maka jika mereka mematuhinya maka akan mendapatkan pahala yang besar tapi jika berpaling atau menolak ajakan untuk berjihad seperti sebelumnya tidak ikut berjuang, maka Allah akan mengazab kamu dengan azab yang pedih. Tapi kemudian bagi mereka yang tidak bisa mengikutinya karena cacad, sakit atau uzur, maka tidak ada dosa untuk tidak berjihad, seperti yang dijelasakan oleh Allah, Qs Al-Fath:17
Tiada dosa atas orang-orang yang buta dan atas orang-orang yang pincang dan atas orang yang sakit (apabila tidak ikut berperang). Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya; niscaya Allah akan memasukannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan barangsiapa yang berpaling niscaya akan diazab-Nya dengan azab yang pedih.
Bagi mereka yang tidak dapat berjihad karena buta, pincang dan sakit, maka tidak berdosa, dan bagi yang taat ikut berjihad maka Allah akan memasukannya kedalam surga, dan barangsiapa yang berpaling akan diazab dengan azab yang pedih. Semoga Allah selalu memberikan hidayah dan kekuatan kepada kita semua untuk dapat berjihad dijalan Allah. Amin. disampaikan di Majlis Dzikir dan Aurod Bashorun Fuadun Sukabumi Nanggeleng 8 Januari 1009/ 11 Muharram 1430 H,Muhammad Fajar Laksan

Sumpah Berjihad

SUMPAH BERJIHAD DIJALAN ALLAH
MAJLIS DZIKIR DAN AUROD BASHORUN FUADUN

By: Muhammad Fajar Laksana al nanggelengi


Allah berfirman QS Al-Fath: 8-10

”Sesungguhnya Kami mengutus kamu sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan,supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan (agama) Nya, membesarkan-Nya. Dan bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan petang.
Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah.Tangan Allah di atas tangan mereka, maka barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala yang besar”.

Allah telah menyatakan bahwa Nabi Muhammad sebagai utusan Allah, sebagai saksi atas kekuasaan Allah, pembawa berita gembira dari Allah bagi manusia yang beriman dan pemberi peringatan dari Allah bagi manusia yang tidak beriman. Oleh karena itu maka Allah memerintahkan dan mewajibkan kepada kita :
1). Beriman kepada Allah dan Rasulnya
2). Menguatkan agama Allah
3). Membesarkan Agama Allah
4). Bertasbih (Berdzikir) kepada Allah diwaktu pagi dan petang (Setiap saat mengingat Allah)
Perintah Allah atau kewajiban dari Allah ini harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, sehingga Allah memberikan gambaran bagi orang-orang yang benar-benar beriman (Mukmin Haqon) akan menyatakan sikap dengan melakukan jangji setia (bai’at) kepada Allah, yaitu pada masa Nabi Muhammad dihadapan Nabi Muhammad SAW, untuk menguatkan agama Allah, membesarkan agama Allah dan bertasbih (berdzikir) kepada Allah, jangji setia ini disampaikan sebagai wujud niat yang kuat sebagai orang-orang yang benar-benar beriman mau berjihad mengorbankan diri dan harta kita untuk membela agama Allah. Seperti sabda Rasulullah

Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. ditanya tentang hijrah, lalu beliau menjawab: Tidak ada lagi hijrah setelah penaklukan (Mekah). Tetapi yang ada ialah jihad dan niat. Maka bila kamu diperintahkan berperang, peranglah!
Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim [Bahasa Arab saja]: 3468
Hadis riwayat Aisyah ra., istri Nabi saw.:
Wanita-wanita mukmin apabila berhijrah kepada Rasulullah saw. selalu disumpah berdasarkan firman Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung: Wahai Nabi, apabila datang kepadamu wanita-wanita beriman untuk mengadakan janji setia (baiat); bahwa mereka tidak akan mempersekutukan sesuatu pun dengan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina sampai akhir ayat. Aisyah berkata: Siapa di antara wanita-wanita mukminat itu yang sudah berikrar dengan ayat ini, maka berarti sudah berikrar dengan baiat. Dan bila mereka telah mengakui baiat tersebut dengan ucapan mereka sendiri, Rasulullah saw. bersabda kepada mereka: Pergilah, aku sudah membaiat kalian semua. Demi Allah, tangan Rasulullah saw. sama sekali tidak menyentuh tangan seorang wanita pun dari mereka, karena beliau membaiat mereka dengan ucapan saja. Aisyah berkata: Demi Allah, Rasulullah tidak mengharuskan sesuatu pun kepada kaum wanita kecuali dengan sesuatu yang telah diperintahkan Allah, dan tidak juga telapak tangan Rasulullah menyentuh telapak tangan seorang wanita pun. Beliau selalu berkata kepada mereka setelah membaiat: Aku telah membaiat kamu sekalian secara lisan
Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim [Bahasa Arab saja]: 3470

Berdasarkan sabda Rasulullah tersebut maka sangat jelas niat dan Hijrah diwujudkan dengan sumpah atau Bai’at, artinya orang yang sudah melakukan sumpah perjuangan berarti sudah melaksanakan niat yang sungguh-sungguh dan telah Hijrah di jalan Allah. Tinggal selanjutnya membuktikan niat dan hijrahnya dengan melaksankan apa-apa yang telah di jangjikan kepada Allah,QS Al-Fath:10
”........maka barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala yang besar”.
Allah menyatakan barang siapa yang melanggar jangjinya akan menimpa dirinya sendiri, oleh karena itu Rasulullah memberikan cara agar kita dapat melaksanakan sumpah perjuangan (Bai’at) yang kita lakukan, adalah sesuai dengan kemampuan yang kita miliki. Hal ini sesuai sabda Rasulullah ;
Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra., ia berkata:
Kami membaiat Rasulullah saw. untuk tunduk dan taat. Beliau bersabda kepada kami: Yaitu terhadap sesuatu yang kamu mampu
Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim [Bahasa Arab saja]: 3472

Berdasarkan sabda Rasulullah maka dalam pelaksanaan mewujudkan sumpah perjuangan untuk membela agama Allah, dilakukan sesuai dengan kemampuan atau potensi yang kita miliki. Sehingga orang yang telah melaksanakan bai’at akan mampu melaksanakannya berarti orang tersebut telah membuktikan jangjinya, niatnya dan Hijrahnya, maka orang tersebut telah berjihad di jalan Allah, karena setiap amal sangat tergantung niatnya, sesuai dengan sabda Rasulullah
Hadis riwayat Umar bin Khathab ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya pekerjaan itu tergantung pada niatnya, dan bagi setiap orang apa yang telah ia niatkan. Barang siapa yang tujuan hijrahnya menuju Allah dan Rasul-Nya, maka (pahala) hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barang siapa yang tujuan hijrahnya adalah untuk mendapatkan dunia atau seorang wanita yang akan ia nikahi, maka hijrahnya itu kepada apa yang kehendaki
Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim [Bahasa Arab saja]: 3530

Niat atau jangji kita ingin berjihad membela agama Allah maka jika jangjinya dilaksanakan berarti sudah berjihad, karena orang yang beriman ditingkatkan keimanananya dengan Hijrah kemudian Hijrah dilaksanakan dengan Jangji atau Niat kuat, dan jangji tersebut diamalkan adalah Jihad hal ini merupakan 3 rangkaian proses Iman, Hijrah dan Jihad sesuai dengan firman Allah QS Al-Anfaal : 74
Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki (ni`mat) yang mulia.

Jihad merupakan rangkaian dari orang yang beriman mau melaksanakan Hijrah dengan jangji dan niat membela agama Allah kemudian di perjuangkan jangji tersebut itu merupakan Jihad. Tetapi jika jangji tersebut belum mampu dilaksanakan bukan karena dilanggar, dalam artian melawan ketentuan Allah, tetapi jangji tersebut belum dapat dilaksanakan karena keterbatasan kemampuan dan potensi yang kita miliki maka Rasulullah bersabda;
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Allah Taala berfirman (kepada malaikat pencatat amal): Bila hamba-Ku berniat melakukan perbuatan jelek, maka janganlah kalian catat sebagai amalnya. Jika ia telah mengerjakannya, maka catatlah sebagai satu keburukan. Dan bila hamba-Ku berniat melakukan perbuatan baik, lalu tidak jadi melaksanakannya, maka catatlah sebagai satu kebaikan. Jika ia mengamalkannya, maka catatlah kebaikan itu sepuluh kali lipat
Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim [Bahasa Arab saja]: 183

Berdasarkan sabda Rasulullah tersebut kalau jangji kita sebagai perwujudan niat yang kuat untuk membela agama Allah belum dapat terwujud penuh karena kemampuan dan potensi yang kita miliki terbatas, bukan karena jangji kita dilanggar dengan melakukan perlawanan atau melakukan pembatalan atau dibatalkan (menjadi kafir), maka jangji dan niat untuk membela agama Allah yang belum tercapai ini juga sudah dicatat sebagai suatu amal kebaikan, hanya masalah waktu atau proses mencapi jangji tersebut belum tercapai, sehingga belum dapat terpenuhi, dan ini tetap mendapatkan amal kebaikan. Semoga kita dapat melaksanakan jangji kita untuk berjihad di jalan Allah.Amin. disampaikan dalam ceramah di Majlis Dzikir dan Aurod Bashorub FuadunSukabumi 18 Desember 2008/20 Dzulhijah 1429 H, Muhammad Fajar Laksana

Selasa, 13 Januari 2009

JIHAD PASTI MENDAPAT KEMENANGAN
Majlis Dzikir dan Aurod Bashorun Fuadun
By: Muhammad Fajar Laksana al Nanggelengi

Allah telah berfirman QS Al-Fath : 1
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata,
Firman Allah tersebut memberikan kepastian bahwa Allah akan memberikan kemenangan yang nyata kepada manusia, yaitu kepada manusia yang mau beriman, berhijrah dan berjihad membela agama Allah, hal ini dijelaskan QS Attaubah : 20.
Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.
Kunci kemenangan dari Allah adalah ouput/tujuan hidupnya JIHAD DI JALAN ALLAH. Lalu apa yang dimaksud dengan Jihad, dijelaskan dalam QS Ash-Shaff (61):11-10:
Wahai orang-orang yang beriman, maukah aku tunjukan kepadamu atas perdagangan yang akan menyelamatkan kamu dari azab yang pedih, yaitu hendaklah kamu beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan berjihad pada jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
Firman Allah tersebut sangat jelas menyatakan bahwa Jihad diumpamakan seperti perdagangan atau jual beli, sehingga harus memenuhi ketentuan jual beli yang sah yaitu :
1). Ada akad atau perjanjian bahwa ada yang akan kita jual kepada Allah dengan Ikhlas dan Allah telah memberikan nilai atau harga belinya.dijelaskan oleh Allah QS Al-Fath (48) : 8-10,
“Sesungguhnya Kami mengutus kamu sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan (agama) Nya, membesarkan-Nya. Dan bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan petang. Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, maka barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala yang besar”.
Firman Allah tersebut menyatakan proses awal jual beli untuk berjihad yaitu melakukan perjanjian dengan Allah, mau menjual harta dan diri orang beriman untuk menguatkan agama Allah, membesarkan Agama Allah dan bertasbih atau berdzikir kepada Allah.
Proses jual beli atau perjanjian diri kita kepada Allah untuk membela agama Allah ini sering disebut juga awal dari HIJRAH yaitu niat atau jangji untuk melakukan perubahan tujuan hidup dari bersifat materi/duniawi menjadi tujuan untuk membela agama Allah, hal ini sesuai dengan Sabda Rasulullah dari Umar bin Khathab:
“Setiap amal disertai dengan niat, Setiap amal seseorang tergantung dengan apa yang diniatkannya, karena itu siapa saja yang hijrahnya karena Allah dan Rasulnya (melakukan hijrah demi mengagungkan dan melaksanakan perintah Allah dan Rasulnya/UtusannNya) maka hijrahnya tertuju kepada Allah dan Rasulnya (diterima dan di Ridhai Allah). Tetapi siapa saja yang melakukan hijrah demi kepentingan dunia yang akan diperolehnya, atau karena perempuan yang akan dinikahinya maka hijrahnya sebatas kepada sesuatu yang menjadi tujuannya (tidak diterima oleh Allah)”
Hadis riwayat Aisyah ra., istri Nabi saw.: Wanita-wanita mukmin apabila berhijrah kepada Rasulullah saw. selalu disumpah berdasarkan firman Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung: Wahai Nabi, apabila datang kepadamu wanita-wanita beriman untuk mengadakan janji setia (baiat); bahwa mereka tidak akan mempersekutukan sesuatu pun dengan Allah, tidak akan mencuri, idak akan berzina sampai akhir ayat. Aisyah berkata: Siapa di antara wanita-wanita mukminat itu yang sudah berikrar dengan ayat ini, maka berarti sudah berikrar dengan baiat. Dan bila mereka telah mengakui baiat tersebut dengan ucapan mereka sendiri, Rasulullah saw. bersabda kepada mereka: Pergilah, aku sudah membaiat kalian semua. Demi Allah, tangan Rasulullah saw. sama sekali tidak menyentuh tangan seorang wanita pun dari mereka, karena beliau membaiat mereka dengan ucapan saja. Aisyah berkata: Demi Allah, Rasulullah tidak mengharuskan sesuatu pun kepada kaum wanita kecuali dengan sesuatu yang telah diperintahkan Allah, dan tidak juga telapak tangan Rasulullah menyentuh telapak tangan seorang wanita pun. Beliau selalu berkata kepada mereka setelah membaiat: Aku telah membaiat kamu sekalian secara lisan
Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim [Bahasa Arab saja]: 3470

Berdasarkan sabda Rasulullah ini maka sumpah perjuangan membela agama Allah adalah Hijrah kita kepada Allah sebagai pintu masuk setiap amal kita dinilai Jihad
2). Ada produk yang kita jual yang mau dibeli oleh Allah, yaitu kita jual kepada Allah harta kekayaan kita dan diri kita atau jiwa kita diserahkan kepada Allah, untuk membela agama Allah dan dibeli oleh Allah dengan kemenangan yang nyata, dijelaskan oleh Allah
QS Annisa : 95. Tidaklah sama antara mu'min yang duduk (yang tidak turut berperang) yang tidak mempunyai uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar,
3). Ada yang membeli produk jualan kita yaitu Allah, dibeli oleh Allah dengan harga yang menguntungkan yaitu QS Al-Fath (48) : 2-6:
supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan ni`mat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus, dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak). Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mu'min supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, supaya Dia memasukkan orang-orang mu'min laki-laki dan perempuan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dan supaya Dia menutupi kesalahan-kesalahan mereka. Dan yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar di sisi Allah, dan supaya Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Allah. Mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang amat buruk dan Allah memurkai dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi mereka neraka Jahannam. Dan (neraka Jahannam) itulah sejahat-jahat tempat kembali.
Berdasarkan firman Allah tersebut maka Jihad kita kepada Allah di beli oleh Allah dengan :
1.Ampunan terhadap dosa yang lalu dan yang akan datang
2.Menyempurnakan nikmat Allah kepadamu
3.Memimpin kamu kepada jalan yang lurus (Lihat QS Ibrahim 24-27)
4.Menolong kamu dengan pertolongan yang kuat
5.Menurunkan ketenangan agar meningkat keimanan
6.Memasukan kedalam Syurga
7.Menutupi kesalahannya
8.Mengazab orang munafik dan Musyrik
Harga beli Allah sungguh sangat menguntungkan bagi orang yang beriman yang mau berjihad di jalan Allah, karena Allah Maha Kuasa atas segalanya untuk memberikan kemenangan kepada mukmin yang mau berjihad dijalan Allah, karena Allah nyatakan QS Al-Fath : 7
Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Allah Maha Perkasa memilki tentara langit dan bumi yang akan memenangkan orang yang mau berjihad dan Allah Maha Bijaksana memahami kelebihan dan kelemahan Manusia sebagai ciptaanNya yang tidak lepas dari dosa, sehingga Jihad kita dapat diterima oleh Allah dan selalu mendapatkan kemenangan dan AmpunanNya Amin. di sampaikan dalam ceramah di majlis dzikir dan Aurod Bashorun Fuadun tanggal 11 Desember 2008/13 Dzulhijah 1429 H, Pembina Majlis Dzikir, Muhammad Fajar Laksana

Hijrah ke dalam Jamaah Dzikir

HIJRAH KEDALAM JAMAAH DZIKIR
Majlis Dzikir dan Aurod Bashorun Fuadun

By: Muhammad Fajar Laksana al Nanggelengi



Allah Berfirman,QS Al-Imran : 103
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni`mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni`mat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
QS Al-Ahdzaab : 41
Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.
Allah telah menyatakan dalam QS Al-Imran : 103 bahwa kita semua harus mau hidup dalam jamaah dan berpegang teguh dalam jamaah tersebut sebagai tempat hijrah dan jihad kita memperjuangkan ajaran Islam. Dengan demikian maka kita diwajibkan berjamaah dalam memperjuangkan Islam jangan sendiri-sendiri atau bercerai berai. Pengertian ini menunjukan kepada kita keharusan berjuang dalam jamaah, namun kemudian jamaah yang bagaimanakah sebagai tempat hijrah dan jihad kita, maka kemudian Allah menjelaskan QS Al Anfaal : 74
Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki (ni`mat) yang mulia.
Hijrah itu harus karena iman, jadi tidak dikatagorikan hijrah kalau tidak dilandasi oleh Iman, sedangkan pengertian daripada Iman secara umum dijelaskan oleh Allah QS. Al-Fath : 9
QS Al-Fath:9. supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan (agama) Nya, membesarkan-Nya. Dan bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan petang.
secara umum iman adalah tunduk dan taat kepada aturan Allah dan Rasulnya, serta mau membesarkan, menguatkan Ajaran Allah dan bertasbih berdzikir setiap saat mengagungkan kalimah Allah. Dengan demikian maka hijrah harus memiliki indikator Iman, yaitu hijrah atau melakukan perubahan diri karena :
1). Tunduk dan taat kepada aturan Allah dan Rasulnya
2). Membesarkan dan menguatkan ajaran Allah
3). Bertasbih dan Berdzikir kepada Allah setiap saat
Karen hijrah memiliki tiga indicator tersebut maka bagi kita yang berada didalam jamaah majlis dzikir sudah memenuhi katagori jamaah Dzikir sebagai tempat Hijrah dan Jihad kita , hal ini karena Hijrah harus didasari oleh Iman dan majlis dzikir sesuai dengan QS Al-Fath:9, disisi lain untuk memelihara Iman tidak lain dengan dawan berdzikir, seperti yang disabdakan oleh Rasulullah:
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda : Perbaharuilah imanmu, dikatakan bagaimana kita memperbaharui iman kita wahai rasulullah , beliau bersabda perbanyaklah membaca laailaahaillallaah.
Berdasarkan sabda Rasulullah tersebut maka sangat jelas barang siapa yang hijrah mau masuk atau berpindah kedalam jamaah Dzikir yang mendawamkan kalimah laailaahaillallaah sudah berarti mau memeliharan imannya dan ini artinya sudah masuk kedalam Hijrah, sehingga orang-orang yang mendawamkan laailaahaillallaah sudah berhijrah, tinggal kemudian mau tidak istiqomah dalam kalimah tersebut, kalau keistiqomahan didalam majlis dzikir sudah terlihat maka berarti kita sudah masuk katagori berjihad ditempat hijrahnya, atau berjihad dengan kalimat laailaahaillallaah . Berdasarkan hal ini maka Allah menekankan kembalinya istiqomah dengan kalimah laailaahaillallaah, dalam QS.Fushilat(41) : 30,31,32
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah dengan syurga yang telah dijanjikan Allah kepadamu. Kamilah pelindung-pelindungmu [Malaikat Allah] dalam kehidupan dunia dan akhirat, di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan bagi dirimu, dan kamu memperoleh didalamnya apa yang kamu minta, sebagai hidangan dari Rabb Pembimbingmu yang maha pengampun lagi maha penyayang
Firman Allah ini menekakankan keutamaan bagi orang-orang yang istiqomah terhadap kalimat laailaahaillallaah yang akan mendapatkan pertolongan dan hadiah langsung dari Allah, yang kemudian Firman Allah ini dipertegas oleh sabda Rasulullah :
Dari Jabir ra, Nabi SAW bersabda :
Dzikir yang afdhol adalah membaca laailaahaillallaah sedang doa yang afdhol adalah membaca al hamdulillah (pada permulaan dan terakhirnya) (HR Tirmidzi dan Annasai)
Dari Abu Said Al Khudry, Nabi SAW bersabda :
Nabi Musa as, pernah berdo’a ; wahai Tuhanku berilah pelajaran aku sesuatu bacaan yang aku gunakan untuk dzikir padaMu, lalu Allah berfirman : Bacalah laailaahaillallaah, lantas Musa berkata Wahai tuhanku, seluruh hamba-hambamu mengatakan seperti itu, sesungguhnya aku menghendaki sesuatu yang khusus kamu berikan untukku, Lalu Allah berfirman : Wahai Musa seandainya seluruh langit yang tujuh penduduknya selain aku dan tujuh bumi diletakan pada sebelah timbangan dan pahala laailaahaillallaah diletakan pada sebelahnya maka bobot pahala laailaahaillallaah akan lebih berat. (HR Nasai)
Dari Usman bin Malik berkata Rasulullah :
Sesungguhnya Allah mengharamkan api neraka untuk membakar orang yang mengatakan laailaahaillallaah dengan hati ikhlas untuk mencari keridhaan Allah (HR Bukhori Muslim)
Dari Ali bin Abi Thalib berkata Nabi SAW bersabda :
Jibril pernah bicara (padaku), Allah berfirman : laailaahaillallaah adalah bentengKu, barangsiapa yang memasukinya maka akan aman dari siksaanKu. (HR Ibnu Asakir)
Dari Abud Darda ra, Nabi SAW bersabda :
Tidak ada seorang hamba yang membaca laailaahaillallaah seratus kali kecuali Allah membangunkannya di hari kiamat, sedang wajahnya bersinar seperti bulan purnama diwaktu malam, Pada hari itu tidak ada amal perbuatan seorangpun yang diangkat (kesisi Allah) yang lebih baik dari amalannya ( orang yang membaca laailaahaillallaah seratus kali) kecuali orang-orang yang turut membacanya atau mau menambah bacaannya (HR Thabrani)
Dari Ummu Hani ra, Nabi SAW bersabda :
Membaca laailaahaillallaah mempunyai pahala yang tidak bisa dikejar dengan amal perbuatan yang lain, dan tidak meninggalkan dosa ( bisa menghapus dosa-dosa orang-orang yang membacanya) (HR Abnu Majah)
Dari Abu Hurairah berkata :
Ada malaikat maut datang kepadaku seorang lelaki yang mati, lalu dia membedah anggota tubuhn mayat itu, ternyata dia tidak menjumpai amal baik, Kemudian membedah hati mayat, ternyata disana tidak ada amal kebaikan, lalu dia buka mulunta lantas ditemui diujung lidahnya melekat kelangit mulutnya yang membaca laailaahaillallaah, lantas mayat itu diampuni dosanya, lantaran kalimat Ikhlas. (HR Ibnu Abiddunya dan Al Baihaqi)
Dari Sahabat Muadz ra, Nabi SAW bersabda :
Barang siapa yang akhir perkataannya (diwaktu akan meninggal) adalah bacaan laailaahaillallaah maka masuk syurga.
Berdasarkan uraian diatas maka sangat jelas masuk kedalam jamaah Dzikir merupakan Hijrah yang didasarkan Iman, lalu Istiqomah dalam Majlis Dzikir merupakan Jihad karena Hijrah dan Iman, dan Dzikir utama dalam majlis Dzikir adalah dawam ikhlas dengan kalimah laailaahaillallaah. Amin. disampaikan pada ceramah diMajlis Dzikir dan Aurod Bashorun Fuadun, tanggal 1 Februari 2007/ 13 Muharram 1428, Pembina Majlis Muhammad Fajar Laksana

Minggu, 11 Januari 2009

Bashorun Fuad

TUJUAN BASHORUN FUAD
Majlis Dzikir dan Aurod Bashorun Fuad
By: Muhammad Fajar Laksana al Nanggelengi
Sukabumi Jabar

Qooluu in haada bashorun Fuad
“ Katakanlah ini sesungguhnya tentang melihat dengan mata hati (bashorun Fuad)”
Berdasarkan petunjuk dan pertolongan dari Allah SWT, melalui pengalaman ruhaniah, yang merupakan hasil amaliah semua jamaah ahli Zikir, ahli Sholawat dan ahli Tawasul, maka pengajian rutin dari Majlis Dzikir disebut pengajian dan metode tentang “Bashorun Fuad”. Sesuai dengan ilham petunjuk-Nya “Qoolu in haada bashorun Fuadun”. Semoga Allah SWT, selalu membimbing dan meridhai setiap gerak dan langkah kita semua, Amin.
Metode Bashorun Fuad umumnya Ber”istimbath” (Pengambilan hukum) secara sajahat (astahat) yang langsung berjahar ketujuan (makrifat) yang selalu bersumber dari kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnah Rasul, biasanya menjadi insan ”Muhyiddin” (Penghidup Agama), Akan tetapi dia adalah bukan “Mahiyuddin” yang berarti penghapus Agama, apabila berdalil melalui proses pemikirannya
Metode Bashorun Fuad dibangun berdasarkan Alam Musyahadah (Kesaksian kesaksian) dan alam Tajribah (Apa yang dialaminya sendiri), metode Bashorun Fuadun tidak menempuh jalan dari bawah ke atas (syariat ke Marifat), melainkan sebaliknya dari atas ke bawah (Marifat ke Syariat) Artinya : tidak belajar berenang di kolam-kolam namun langsung terjun berenang di sungai atau bahkan langsung ke dalam lautan yang terdalam, bahkan ia tenggelam di dalamnya.
Metode Bashorun Fuadun mengikuti proses seperti apa yang diperintahkan Allah SWT, dalam QS Ibrahim (14) : 24-25
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik (kalimat thoyibah), seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit, pohon tersebut selalu berbuah tiap musim tanpa henti”.
Firman Allah ini mengambarkan metoda pelajaran Dinul Islam, yaitu belajar Islam seperti menanam pohon Thoibah, berarti untuk menanam pohon harus disediakan tempat yang baik, agar pohon tumbuh dengan baik, artinya bahwa untuk mempelajari Islam harus dimulai dari Jamaah yaitu ada lahan (tempat mengaji/Majlis) ada yang siap mengkaji/mengolah (murid) ada yang mengajarkan (mursyid), dan ada metode pelajaran (metode), setelah ada jamaah (majlis, murid mursyid, dan metode) maka dimulai memahami metode Ilmu Allah dengan menanam bibit yang akarnya kuat, artinya menanamkan kalimat Tauhid atau kalimatun Thoibah oleh seorang mursyid ( Makna Marifatullah), setelah penanaman Kalimatullah ke dalam Qalbu Manusia, kemudian kita akan meyakini dan memahami bahwa yang ada di alam semesta ini adalah milik Allah sehingga terbentuk manusia yang ikhlas (Makna Hakikat), setelah kita memahami dan merasakan makna dari marifat dan hakikat, berarti mulai tumbuh tunas baru yang harus disiapkan jalannya atau metodanya agar tunas baru ini teguh/istiqomah tumbuh terus menjulang kelangit (Makna dari Tharikat), setelah kita menempuh tharikat dengan istiqomah yang berarti Jihad Fisabilillah (Istiqomah berjuang di jalan Allah), maka pohon tersebut akan mulai berbuah (Makna dari Syariat = Dinul Islam) akan terbentuk tatanan kehidupan damai berdasarkan aturan hidup yang dtetapkan oleh Allah SWT, hidup kita akan bermanfaat untuk alam semesta, buahnya bisa dirasakan oleh semua mahluk ciptaan Allah (Terbentuknya Almadinatun Munawaroh).
Dalam pelaksanaannya agar buah tersebut terus berbuah tanpa henti setiap musim, maka pohon tersebut tetap dipelihara, disiram dan dipupuk serta di jaga dari bahaya yang merusak pohon, sehingga pohon tersebut akan memiliki akar yang kuat terhunjam ke dasar bumi, akar yang kuat ini akan menjaga batang dan buah untuk bertahan dari badai, angin dan penyakit, sehingga pohon tersebut terus berbuah (bermanfaat). Untuk itu maka diri kita pun harus selalu dirawat, dibersihkan dan dipelihara dengan rutin, dengan istiqomah mengikuti pengajian secara rutin, agar qolbu kita kuat, tetap bersih dan tetap bertahan diisi oleh Nur Allah, sehingga Qolbu yang kuat dengan Dzikrullah ini akan memperkuat dan menghasilkan kehidupan yang Shirothol Mustaqim (Jalan Lurus) yang menghasilkan kehidupan damai dan bermanfaat untuk alam semesta. Berdasarkan uraian ini maka Metode Bashorun Fuadun menekankan kepada pembersihan Qolbu dengan Dzikrullah. Inilah kunci utama dalam mengarungi kehidupan yang fana ini, yaitu kebersihan Qalbu yang diisi oleh Dzikrullah, maka Dzikrullah inilah yang akan memelihara, menjaga dan menyuburkan pohon Thoibah sehingga hidup kita bagaikan pohon yang berbuah setiap musim (barokah).
Karena Metode Bashorun Fuadun menekankan kepada pemeliharaan Qalbu dengan Dzikrullah maka metode Bashrun Fuadun menganalisa masalah-masalah yang sangat rumit lagi sulit menurut jangkauan pemikiran dan khayalan manusia umumnya, tetapi akan sangat mudah bagi orang yang beriman, karena yang dianalisa itu berawal dari alam rasa dan Alam ruh, sehingga metoda yang dipergunakan lebih banyak memakai Isyarat dan Symbol dalam Menta’birkan apa-apa yang tersurat dalam jiwa perasaannya, itulah penyebab kesulitan besar di dalam membaca dan memahami metode Bashorun Fuadun bagi orang yang lemah imannya.
Untuk lebih memudahkan memahami Metode Bashorun Fuadun maka metode Bashorun Fuadun, dijelaskan melalui dua jalan logika yaitu :
1) Mantik Al-Aql (Akal) / sama dengan arti Awi Koneng (Nyata)
2) Mantiq Al-Dzauq (Rasa)/ sama dengan arti Leuwi Panjang (Tersembunyi)

Metode Bashorun Fuadun secara umum adalah Alam Rasa oleh karena itu banyak Ulama Islam mengingkari ilmu ini mereka meminta bukti dalil pijakannya. Jika ada seseorang datang minta bukti atau dalil ilmu rahasia Tuhan maka katakanlah kepadanya, apa bukti bahwa Madu itu manis, Orang itu pasti akan mengatakan bahwa hal itu tidak akan diketahui kecuali dengan dicicipinya, lalu katakan kepadanya : demikian pula ilmu rahasia ketuhanan yang sama sekali tidak berbeda dengan dunia madu. Memang betapa indahnya, apa yang berhasil dicapai oleh lisan batin, yang sementara tidak tercapai oleh lisan lahir. Salah satunya yang pokok ialah : Makna Makrifat Hakikiyah tentang kalimat Allah “Al-Jalalah”
Metode Bashorun Fuadun mengajarkan manusia agar bertambah baik akhlaqnya, maka bertambah bersih hatinya, mereka itu titipan Illahi, mereka sendiri sengaja disembunyikan oleh-Nya dari pandangan umum. Bila anda melihat orang seperti itu, dialah seorang manusia yang suci, tidaklah disebabkan SHUF (Wol), bukan juga tangismu, hingga tangismu kering dari harapan, bukan juga jeritan, bukan tarian, bukan Rabana, serta bukan pula ketidak sadaran (Fana) sampai dirimu menjadi gila.Tetapi dia suci karena kebersihan hati dari kotoran, mengikuti yang benar dari Al-Quran. Atas dasar ini maka metode Bashorun Fuadun mendidik kemauannya untuk dapat melakukan amaliyah-amaliyah yang sesuai dengan Al-Quran dan Assunnah, Sehingga mereka mengenal Allah SWT dengan sesungguhnya, yang kemudian menghantarkannya menjadi manusia yang bertaqwa.
Metode Bashorun Fuad ini ialah salah satu jalan buat membukakan diri agar supaya tercapai arah tujuan tersebut diatas. Ami
Majlis Dzikir dan Aurod Bashorun Fuad, Pembina : Muhammad Fajar Laksana al Nanggelengi

Hidup Dalam Sistem Dzikir

HIDUP DALAM SISTEM DZIKIR
Majlis Dzikir dan Aurod Bashorun Fuad

By : Muhammad Fajar Laksana Al Nanggelingi
Jl.Letda .T. Asmita Nanggeleng Sukabumi Jabar


Allah Berfirman, QS al-Fatihah : 6-7
Bimbinglah kami kearah tata-laksana hidup dan kehidupan yang ampuh dan teguh yakni tata laksana kehidupan sebagaimana yang telah Engkau anugrahkan kepada para Nabi (dan para pendukungnya)
Hidup dalam sistem Dzikir adalah hidup dalam jalan yang lurus, meliputi proses, dimulai dari (1) Marifat, (2) Hakikat, (3)Tarikat, (4) Syariat, (3)Tarikat, (2) Hakikat, (1) Marifat.

Marifat
Perjalanan Hamba Allah dalam hidup dimulai dari yang Maha Awal yaitu Allah dan Berakhir kembali kepada yang Maha Akhir yaitu Allah, sehingga hidup manusia merupakan suatu sitem Dzikir bahwa hidup diawali oleh marifat dan kembali ke marifat, seperti yang dijelaskan oleh Allah, QS Al-Hadid (57:3).
“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu”.
Marifat adalah dimulainya manusia menetapkan tujuan hidup hanya Allah yang dimaksud, tiada lain hidup kita ditujukan hanya untuk Allah, semata-mata kita hidup hanya untuk beribadah. QS Az-Zaariyaat (51):56,
“Dan tidak semata-mata Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepadaKu”.
Bagaimana pengertian Ibadah secara marifat, yaitu setiap gerak langkah hidup kita baik dalam keadaan sadar maupun tidak sadar (tidur), dalam setiap gerakan jantung kita setiap tarikan dan buangan nafas kita, dalam setiap bagian dari tubuh kita, hanya Allah yang diingat dan disebut, hal ini dijelaskan dalam QS Al-Anfal (8):45
Dan sebutlah nama Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.
QS Al-Ahdzaab (33) :41-42
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman ingatlah kamu kepada Allah dengan sebanyak-banyak ingat, dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang

Dengan demikian makna dari marifat adalah orientasi setiap gerak langkah hidup jasmani dan rohani kita ditujukan hanya untuk Allah. Dengan selalu mengingat Allah maka Allah akan selalu mengingat kita (segala keinginan dan kebutuhan kita), QS Al-Baqarah (2) :152.
Artinya : Ingatlah kamu kepadaku (Dzikir) niscaya aku akan ingat kepadamu dan bersyukurlah kepadaku , dan janganlah kamu mengingkari ni’mat Ku/kufur.
QS.Fushilat (41) : 30,
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah dengan syurga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.
Berdasarkan penjelas diatas berarti kita sudah dapat memahami bahwa makna marifat adalah memperbanyak mengingat Allah, karena dengan mengingat Allah kita akan mendapatkan perlindungan dan kenikmatan yang diberikan oleh Allah. Hal ini karena Allah adalah yang maha Kuasa atas segalanya, yang menciptakan alam semesta ini, dan dijelaskan dengan memahami 99 nama Allah.
Hakikat
Karena kita sudah memahami makna marifat yaitu mengenal Allah dengan sunguh-sungguh, maka kita dapat meyakini bahwa Hakikatnya bahwa yang menentukan segala alam semesta ini adalah Allah. Dengan demikian berarti kita dapat memahami makna dari Hakikat yaitu kalimah laa illaaha illallaah, yang bearti tidak ada yang dapat menentukan apapun di alam semesta hanya Allah yang menentukan segalanya.
Tharikat
Kita sudah memahami bahwa yang menjadi tujuan hidup kita adalah Allah (Marifat), dan kita telah meyakini dan memahami bahwa Hakikatnya Allah yang menetapkan segala sesuatu di alam semesta, tidak ada kekuatan apapun di alam semesta ini yang dapat menandingi kekuasaan Allah, karena Allah yang menciptakan dan mematikan alam semesta ini. Berdasarkan pemahaman tersebut maka yang menjadi perjuangan dalam hidup kita adalah bagaimana kita dapat menempuh jalan menuju kepada Allah, perjuangan menempuh jalan menuju Allah adalah makna Tharikat. Jalan yang bagaimanakah yang merupakan jalan yang dapat menuju Allah, yaitu jalan yang telah ditempuh oleh Rasul kita Nabi Muhammad SAW, QS Al-Ambiaa (21 : 107)
“ Tiada kami mengutus engkau (ya Muhammad), melainkan menjadi pembawa rahmat bagi semesta alam”.
Firman Allah ini menyatakan dengan sangat jelas bahwa yang membawa rahmat (energi) dari Allah hanyalah Nabi Muhammad SAW, dengan demikian tidak mungkin manusia mendapatkan rahmat dari Allah kalau tidak melalui Nabi Muhammad. Hal ini kemudian dipertegas dalam firman Allah QS Al Maidah (5:35)
Artinya : Wahai manusia yang beriman bertaqwalah pada Allah dan Carilah CARA (METODE) untuk menghampirkan diri pada Allah dan berjihadlah (sungguh-sungguh berjuang, secara intensif beramal pada jalan-Nya itu, supaya kamu menang.
Firman Allah ini menyatakan dengan tegas dalam beribadah kita harus memiliki cara atau metode yang benar (Thariqatullah) yang ada gurunya atau mursidnya yang menuntun manusia untuk mendapatkan cara yang paling benar dalam beribadah kepada Allah yaitu cara beribadah yang sesuai dengan tuntunan Rasullullah, istiqomahlah (teguh, sungguh-sungguh jangan plin-plan) untuk tetap berada dalam metoda tersebut maka kita akan selamat dunia dan akhirat.
Syariat
Bagaimana kita dapat tetap berada dalam jalan yang lurus, maka kita harus mau mengikuti aturan agar tetap berada dalam jalan atau thariqat yang tetap menuju kepada Allah. Pengertian inilah yang kemudian kita sebut dengan syariat.
Bagaimana aturannya agar kita tetap berada dalam jalan yang lurus (thariqat) sehingga kita akan selalu berada dalam bimbinganNya untuk mencapai tujuan hidup utama yaitu Allah. Maka kita harus mau berpedoman kepada Alquran dan Sunnah Rasul. Untuk memahami Syariat yang diajarkan dalam Al-Quran dan Sunnah Rasul kita mengenal melalui 4 pendekatan yaitu pendekatan (1) Sejarah, (2) Tafsir Alam semesta, (3) Ruhani, bahasa Qalbu, dan (4) Akal rasional, bahasa kepastian secara akal. Keempat pendekatan tersebut kemudian di bagi menjadi 3 tahapan yang merupakan suatu sistem hidup, yaitu terdiri dari (1) Input (marifat dan hakikat), (2) Proses (Tharikat dan Syariat), dan (3) Ouput (hakikat dan marifat).
Setelah kita tetap menempuh syariat atau kita tetap teguh mengikuti aturan untuk berada dalam jalan yang lurus, maka selanjutnya kita akan selalu berada dalam Thareqat atau jalan yang lurus, dan apabila kita berada dalam thariqat yang benar, maka kita akan memahami bahwa Hakikatnya Allah yang akan mengatur hidup kita berarti kita sudah masuk kedalam maqam dimana hidup kita Allah yang mengaturnya, dan apabila hidup kita sudah berada dalam pengaturan Allah (Makna Hakikat) maka kita akan sampai kepada makna Marifat. Dengan demikian maka hidup berputar yaitu awal dari marifat dan akhir kembali kepada marifat.
Semoga kita dapat berada dalam sistem hidup Dzikir, Amin.
Disampaikan dalam ceramah Malam Jumat 1 April 2004, di Majlis Dzikir dan Aurod Bashorun Fuad,oleh Pembina Majlis : Muhammad Fajar Laksana al Nanggelengi, Sukabumi Jabar