Sabtu, 06 Juni 2009

Mekanisme Turun Rahmat

MEKANISME TURUNYA RAHMAT DAN DIKABULKANNYA DOA


QS Al-Araaf : 57

Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.

QS Al-Araaf : 58


Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.


Firman Allah tersebut menjelaskan turunnya rahmat dan dikabulkannya doa oleh Allah adalah dalam suatu proses, tidak ada yang datang begitu saja, sehingga menjadi pelajaran bagi manusia bahwa doa yang disampaikan oleh manusia kepada Allah akan melalui suatu proses, karena Allah telah menggambarkan dalam mekanisme alam bagaimana turunnya rahmat, dikabulkannya doa dan gambaran proses dihidupkannya manusia yang sudah mati, oleh Allah digambarkan dalam perumpamaan mekanisme alam, yaitu kalau rahmat turun dari Allah kepada manusia melalui proses mekanisme alam dalam prinsip dualisme dalam keseimbangan yaitu dicontohkan oleh buah-buahan yang diperoleh manusia tidak langsung turun dari langit tetapi melalui proses mekanisme alam, yang kemudian dijelaskan sebagai berikut :
1). Angin berfungsi sebagai kendaraan yang membawa rahmat dari Allah ;
Maknanya angin dijadikan kendaran untuk menurunkan rahmat yang datang dari Allah, Angin menjadi berita gembira atau signal atau tanda atau berita gembira akan datangnya atau turunnya Rahmat dari Allah, sehingga angin yang mendorong atau menggerakan rahmat dari Allah turun kemuka bumi, sehingga turunnya rahmat atau akan terkabulnya doa akan ada tanda-tandanya, artinya bisa diprediksi dan dilihat menggunakan rasionalitas manusia.
Ini menjadi pelajaran bagi manusia bahwa turunya rahmat atau doa yang dikabulkan oleh Allah akan terlihat ada tanda-tanda yang bisa ditangkap oleh panca indra atau di pahami oleh kemampuan pikir manusia bahwa akan turunnya rahmat atau terkabulnya doa, hal ini dapat dipahami oleh aktifitas usaha yang dilakukan oleh manusia melalui IPTEK maka manusia bisa melakukan analisis seperti analisis kelayakan usaha yang bisa menggambarkan apabila suatu usaha bisa berhasil atau tidak.
Tapi kemudian agar rahmat yang turun kepada manusia tersebut ada dalam ridla Allah maka kita harus berdoa atau meminta kepada Allah agar angin digerakan oleh Allah untuk menurunkan rahmat Allah yang sudah tersimpan di alam semesta ini, yang memang diperuntukan bagi manusia untuk beribadah kepada Allah, sebagai syukur kita kepada Allah.

2).Angin kemudian membawa awan mendung ;
Maknanya bahwa Rahmat yang datang dari Allah sudah ada di alam semesta karena rahmat itu sendiri adalah alam semesta, artinya Allah menciptakan alam semesta ini adalah Rahmat untuk manusia dan mahluk lainnya, tetapi kemudian rahmat ini yang digambarkan oleh Allah sebagai awan yang mengandung bibit hujan akan didorong oleh angin untuk dibawa ke daerah yang tandus artinya bahwa Allah yang menciptakan alam semesta ini juga yang memeliharanya sehingga dengan sendirinya maka Allah juga yang akan menjaga ciptaannya, jadi jika ada daerah yang tandus maka akan digiringkan awan mendung oleh angin atas perintah Allah untuk diturunkannya hujan.
Sehingga angin yang membawa awan mendung adalah perumpamaan proses mekanisme Allah dalam menurunkan rahmat atau mengabulkan doa, jadi angin bisa merupakan perumpamaan malaikat Allah yang sedang ditugaskan oleh Allah untuk mengabulkan permohonan manusia yang berdoa kepada Allah, atau proses ditunkannya rahmat dari Allah sebagai suatu Sunnatullah.

3). Angin dibawa ke daerah yang tandus
Maknanya bahwa awan mendung yang menampung air hujan yang didorong oleh angin, untuk diarahkan kewilayah yang akan diturunkan rahmat yaitu ke wilayah yang tandus, sehingga secara alamiah sudah sunnatullah dalam menjaga dan memelihara keseimbangan alam maka angin mendorong awan mendung kedaerah yang tandus.
Memahami doa melalui makna yang terkandung didalam perumpamaan tersebut, maka tanah yang tandus ini perumpamaan manusia-manusia yang berdoa memohon kepada Allah, maka oleh Allah melalui angin dan awan mendung diarahkan kepada tanah tandus, diarahkan kepada manusia-manusia yang sedang memohon kepada Allah, maka oleh Allah diturunkan rahmat, yaitu pertolongannya dalam bentuk turunnya hujan, yaitu dalam bentuk mekanisme proses pertolongan Allah dalam prinsip dualisme dalam keseimbangan, melalui fungsi-fungsi yang ada dialam semesta, jadi sifat pertolongan Allah ini dapat diperoleh melalui usaha dan ihtiar manusia di dunia maka Allah memberikan kekayaan dan manfaat yang sudah ada dan sudah diciptakan yaitu alam semesta

4). Turun Hujan di wilayah/daerah yang tandus
Maknanya turunya rahmat Allah itu tidak sekali jadi langsung diterima oleh manusia tetapi dalam bentuk ”sistem mekanisme alam semesta dalam prinsip dualisme dalam keseimbangan” sehingga turunya hujan ini merupakan awal atau pertama kali proses turunnya rahmat yang kemudian menyuburkan tanah, sehingga bibit-bibit tanaman yang ada di tanah diproses dengan air hujan akan menumbuhkan tanaman yang keluar dari tanah. Dan disini sudah mulai terlihat oleh manusia dari munculnya tumbuh-tumbuhan sebagai rahmat atau pertolongan dari Allah

5). Dari tanah tumbuh bibit-bibit pohon yang mengeluarkan buah-buahan
Maknanya melalui proses mekanisme alam yang sudah diatur oleh Allah maka air hujan yang diturunkan kedalam tanah kemudian akan memunculkan bibit-bibit tanaman yang kemudian tumbuh dan berkembang menghasilkan buah-buahan, maka buah-buahan inilah yang kemudian dapat dirasakan atau dinikmati oleh manusia, jadi pertolongan dari Allah tidak langsung datang kepada manusia dalam bentuk buah-buahan yang diterima oleh manusia, tetapi rahmat atau pertolongan Allah datang melalui proses mekanisme alam yang beroperasi dalam prinsip dualisme dalam keseimbangan
Proses ini kemudian oleh Allah dijadikan perumpamaan dalam menjelaskan dibangkitkannya manusia yang mati oleh Allah, seperti tumbuhnya pohon-pohon dari tanah, hal ini karena manusia itu sendiri dibuat dari unsur tanah.dan ini juga menggambarkan suatu proses dihidupkannya kembali hati manusia yang sudah mati tidak ingat kepada Allah kemudian menjadi ingat kembali kepada Allah dengan Dzikrullah

6). Tanah yang baik tanaman yang subur, tanah yang tidak baik tanaman merana.
Maknanya hujan akan turun kepada daerah-daerah yang sudah diatur oleh mekanisme alam dalam prinsip dualisme dalam keseimbangan, tetapi kemudian rahmat yang turun ke bumi tidak serta merta semuanya dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dengan subur, hanya tanah yang baik yang dapat menumbuhkan tanaman dengan subur, oleh karena itu harus dipahami bawa tanah yang baik adalah tergantung hasil pengolahan manusia, artinya bahwa tanah bisa baik atau tidak baik sangat tergantung pengelolaan manusia, apakah manusia bisa menggarap tanah dengan baik atau tidak, jika tanahnya baik maka hujan sebagai rahmat Allah akan menumbuhkan tanaman yang ditanam ditanah tersebut, tetapi jika tanahnya tidak dikelola dengan baik maka tanah yang tidak baik tidak dapat menyuburkan tanaman, bahkan tanamannya akan merana. Ini mengandung pelajaran bahwa sesungguhnya rahmat Allah ini meliputi seluruh ciptaannya yaitu alam semesta itu sendiri, sehingga sesungguhnya agama Islam adalah rahmat bagi alam semesta, tetapi kemudian ada yang sanggup memanage atau mengelola alam semesta dengan baik maka akan dapat menikmati hasilnya dan ada yang tidak mengelola dengan baik maka tidak dapat menikmati rahmat Allah yang ada di alam semesta, bahkan banyak yang kemudian merusak alam semesta itu sendiri yang pada akhirnya menimbulkan bencana bagai manusia.

Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dapat dipahami suatu proses dari mekanisme turunnya rahmat atau dikabulkannya doa oleh Allah, adalah mengikuti sunnatullah atau ketetapan Allah, yaitu melalui ”sistem mekanisme kerja alam yang bekerja dalam prinsip dualisme dalam keseimbangan”. Maknanya bahwa turunnya rahmat adalah bagian dari mekanisme alam dimana setiap manusia dapat memperolehnya tergantung usaha dan ihtiarnya untuk mendapatkan rahmat itu sendiri, hal ini karena rahmat itu sendiri adalah alam semesta yang diciptakan oleh Allah sehingga Islam adalah Rahmatan lil alamin, artinya bahwa rahmat itu sendiri sudah ada yaitu alam semesta itu sendiri tetapi apakah manusia dapat menikmatinya atau memperolehnya sangat tergantung kepada kemampuan memanagenya yaitu hasil usaha dan ihtiar dari manusia itu sendiri, sedangkan doa adalah ibadah manusia kepada Allah, artinya doa adalah bagian permohonan kepada Allah agar rahmat yang sudah ada di alam semesta ini dapat dinikmati oleh manusia dalam koridor ridla Allah dan mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan bukan hanya didunia tapi juga diakhirat, sehingga tetap bagi manusia yang berdoa terkena sunnatullah atau ketetapan mekanisme alam untuk mendapatkannya harus melalui usaha dan ihtiar dan kemampuan memanage atau mengelola rahmat itu sendiri yaitu alam semesta.
Sedangkan sesuatu yang diperoleh manusia tetapi tidak melalui mekanisme alam dan tetap dalam koridor Ridla Allah, dapat juga diperoleh manusia tetapi itu adalah merupakan hadiah atau hidangan dari Allah kepada manusia yang sholeh, yang sangat cinta kepada Allah dan sangat dicintai Allah, sifatnya tidak bisa diprediksi atau dianalisis oleh kemampuan akal manusia, tidak bisa diinginkan dan diharapkan, dan tidak bisa didiskusikan untuk dapat dipahami secara logical thingking dan tidak bisa di jelaskan melalui science methode, maka itu bagi Nabi adalah wilayah Mujijat, bagai para wali adalah Karomah, bagi manusia biasa adalah inayah, hidayah, ilham, barokah dll.
Dua paradigma pendekatan memahami proses turunnya rahmat dan terkabulnya doa manusia oleh Allah, harus dapat dipahami oleh kita semua sehingga manusia yang beriman akan menggunakan dua pendekatan tersebut agar dapat hidup selamat dan bahagia dunia dan akhirat, yaitu intinya DUIT . Doa,Dzikir,Usaha,Ihtiar, dan Tawakal.Amin
Sukabumi, 4 Juni 2009/ 10 Rajab 1430H
Majlis Dzikir dan Aurod Bashorun Fuadun


Muhammad Fajar Laksana