Minggu, 11 Januari 2009

Bashorun Fuad

TUJUAN BASHORUN FUAD
Majlis Dzikir dan Aurod Bashorun Fuad
By: Muhammad Fajar Laksana al Nanggelengi
Sukabumi Jabar

Qooluu in haada bashorun Fuad
“ Katakanlah ini sesungguhnya tentang melihat dengan mata hati (bashorun Fuad)”
Berdasarkan petunjuk dan pertolongan dari Allah SWT, melalui pengalaman ruhaniah, yang merupakan hasil amaliah semua jamaah ahli Zikir, ahli Sholawat dan ahli Tawasul, maka pengajian rutin dari Majlis Dzikir disebut pengajian dan metode tentang “Bashorun Fuad”. Sesuai dengan ilham petunjuk-Nya “Qoolu in haada bashorun Fuadun”. Semoga Allah SWT, selalu membimbing dan meridhai setiap gerak dan langkah kita semua, Amin.
Metode Bashorun Fuad umumnya Ber”istimbath” (Pengambilan hukum) secara sajahat (astahat) yang langsung berjahar ketujuan (makrifat) yang selalu bersumber dari kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnah Rasul, biasanya menjadi insan ”Muhyiddin” (Penghidup Agama), Akan tetapi dia adalah bukan “Mahiyuddin” yang berarti penghapus Agama, apabila berdalil melalui proses pemikirannya
Metode Bashorun Fuad dibangun berdasarkan Alam Musyahadah (Kesaksian kesaksian) dan alam Tajribah (Apa yang dialaminya sendiri), metode Bashorun Fuadun tidak menempuh jalan dari bawah ke atas (syariat ke Marifat), melainkan sebaliknya dari atas ke bawah (Marifat ke Syariat) Artinya : tidak belajar berenang di kolam-kolam namun langsung terjun berenang di sungai atau bahkan langsung ke dalam lautan yang terdalam, bahkan ia tenggelam di dalamnya.
Metode Bashorun Fuadun mengikuti proses seperti apa yang diperintahkan Allah SWT, dalam QS Ibrahim (14) : 24-25
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik (kalimat thoyibah), seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit, pohon tersebut selalu berbuah tiap musim tanpa henti”.
Firman Allah ini mengambarkan metoda pelajaran Dinul Islam, yaitu belajar Islam seperti menanam pohon Thoibah, berarti untuk menanam pohon harus disediakan tempat yang baik, agar pohon tumbuh dengan baik, artinya bahwa untuk mempelajari Islam harus dimulai dari Jamaah yaitu ada lahan (tempat mengaji/Majlis) ada yang siap mengkaji/mengolah (murid) ada yang mengajarkan (mursyid), dan ada metode pelajaran (metode), setelah ada jamaah (majlis, murid mursyid, dan metode) maka dimulai memahami metode Ilmu Allah dengan menanam bibit yang akarnya kuat, artinya menanamkan kalimat Tauhid atau kalimatun Thoibah oleh seorang mursyid ( Makna Marifatullah), setelah penanaman Kalimatullah ke dalam Qalbu Manusia, kemudian kita akan meyakini dan memahami bahwa yang ada di alam semesta ini adalah milik Allah sehingga terbentuk manusia yang ikhlas (Makna Hakikat), setelah kita memahami dan merasakan makna dari marifat dan hakikat, berarti mulai tumbuh tunas baru yang harus disiapkan jalannya atau metodanya agar tunas baru ini teguh/istiqomah tumbuh terus menjulang kelangit (Makna dari Tharikat), setelah kita menempuh tharikat dengan istiqomah yang berarti Jihad Fisabilillah (Istiqomah berjuang di jalan Allah), maka pohon tersebut akan mulai berbuah (Makna dari Syariat = Dinul Islam) akan terbentuk tatanan kehidupan damai berdasarkan aturan hidup yang dtetapkan oleh Allah SWT, hidup kita akan bermanfaat untuk alam semesta, buahnya bisa dirasakan oleh semua mahluk ciptaan Allah (Terbentuknya Almadinatun Munawaroh).
Dalam pelaksanaannya agar buah tersebut terus berbuah tanpa henti setiap musim, maka pohon tersebut tetap dipelihara, disiram dan dipupuk serta di jaga dari bahaya yang merusak pohon, sehingga pohon tersebut akan memiliki akar yang kuat terhunjam ke dasar bumi, akar yang kuat ini akan menjaga batang dan buah untuk bertahan dari badai, angin dan penyakit, sehingga pohon tersebut terus berbuah (bermanfaat). Untuk itu maka diri kita pun harus selalu dirawat, dibersihkan dan dipelihara dengan rutin, dengan istiqomah mengikuti pengajian secara rutin, agar qolbu kita kuat, tetap bersih dan tetap bertahan diisi oleh Nur Allah, sehingga Qolbu yang kuat dengan Dzikrullah ini akan memperkuat dan menghasilkan kehidupan yang Shirothol Mustaqim (Jalan Lurus) yang menghasilkan kehidupan damai dan bermanfaat untuk alam semesta. Berdasarkan uraian ini maka Metode Bashorun Fuadun menekankan kepada pembersihan Qolbu dengan Dzikrullah. Inilah kunci utama dalam mengarungi kehidupan yang fana ini, yaitu kebersihan Qalbu yang diisi oleh Dzikrullah, maka Dzikrullah inilah yang akan memelihara, menjaga dan menyuburkan pohon Thoibah sehingga hidup kita bagaikan pohon yang berbuah setiap musim (barokah).
Karena Metode Bashorun Fuadun menekankan kepada pemeliharaan Qalbu dengan Dzikrullah maka metode Bashrun Fuadun menganalisa masalah-masalah yang sangat rumit lagi sulit menurut jangkauan pemikiran dan khayalan manusia umumnya, tetapi akan sangat mudah bagi orang yang beriman, karena yang dianalisa itu berawal dari alam rasa dan Alam ruh, sehingga metoda yang dipergunakan lebih banyak memakai Isyarat dan Symbol dalam Menta’birkan apa-apa yang tersurat dalam jiwa perasaannya, itulah penyebab kesulitan besar di dalam membaca dan memahami metode Bashorun Fuadun bagi orang yang lemah imannya.
Untuk lebih memudahkan memahami Metode Bashorun Fuadun maka metode Bashorun Fuadun, dijelaskan melalui dua jalan logika yaitu :
1) Mantik Al-Aql (Akal) / sama dengan arti Awi Koneng (Nyata)
2) Mantiq Al-Dzauq (Rasa)/ sama dengan arti Leuwi Panjang (Tersembunyi)

Metode Bashorun Fuadun secara umum adalah Alam Rasa oleh karena itu banyak Ulama Islam mengingkari ilmu ini mereka meminta bukti dalil pijakannya. Jika ada seseorang datang minta bukti atau dalil ilmu rahasia Tuhan maka katakanlah kepadanya, apa bukti bahwa Madu itu manis, Orang itu pasti akan mengatakan bahwa hal itu tidak akan diketahui kecuali dengan dicicipinya, lalu katakan kepadanya : demikian pula ilmu rahasia ketuhanan yang sama sekali tidak berbeda dengan dunia madu. Memang betapa indahnya, apa yang berhasil dicapai oleh lisan batin, yang sementara tidak tercapai oleh lisan lahir. Salah satunya yang pokok ialah : Makna Makrifat Hakikiyah tentang kalimat Allah “Al-Jalalah”
Metode Bashorun Fuadun mengajarkan manusia agar bertambah baik akhlaqnya, maka bertambah bersih hatinya, mereka itu titipan Illahi, mereka sendiri sengaja disembunyikan oleh-Nya dari pandangan umum. Bila anda melihat orang seperti itu, dialah seorang manusia yang suci, tidaklah disebabkan SHUF (Wol), bukan juga tangismu, hingga tangismu kering dari harapan, bukan juga jeritan, bukan tarian, bukan Rabana, serta bukan pula ketidak sadaran (Fana) sampai dirimu menjadi gila.Tetapi dia suci karena kebersihan hati dari kotoran, mengikuti yang benar dari Al-Quran. Atas dasar ini maka metode Bashorun Fuadun mendidik kemauannya untuk dapat melakukan amaliyah-amaliyah yang sesuai dengan Al-Quran dan Assunnah, Sehingga mereka mengenal Allah SWT dengan sesungguhnya, yang kemudian menghantarkannya menjadi manusia yang bertaqwa.
Metode Bashorun Fuad ini ialah salah satu jalan buat membukakan diri agar supaya tercapai arah tujuan tersebut diatas. Ami
Majlis Dzikir dan Aurod Bashorun Fuad, Pembina : Muhammad Fajar Laksana al Nanggelengi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar