Minggu, 11 Januari 2009

Hidup Dalam Sistem Dzikir

HIDUP DALAM SISTEM DZIKIR
Majlis Dzikir dan Aurod Bashorun Fuad

By : Muhammad Fajar Laksana Al Nanggelingi
Jl.Letda .T. Asmita Nanggeleng Sukabumi Jabar


Allah Berfirman, QS al-Fatihah : 6-7
Bimbinglah kami kearah tata-laksana hidup dan kehidupan yang ampuh dan teguh yakni tata laksana kehidupan sebagaimana yang telah Engkau anugrahkan kepada para Nabi (dan para pendukungnya)
Hidup dalam sistem Dzikir adalah hidup dalam jalan yang lurus, meliputi proses, dimulai dari (1) Marifat, (2) Hakikat, (3)Tarikat, (4) Syariat, (3)Tarikat, (2) Hakikat, (1) Marifat.

Marifat
Perjalanan Hamba Allah dalam hidup dimulai dari yang Maha Awal yaitu Allah dan Berakhir kembali kepada yang Maha Akhir yaitu Allah, sehingga hidup manusia merupakan suatu sitem Dzikir bahwa hidup diawali oleh marifat dan kembali ke marifat, seperti yang dijelaskan oleh Allah, QS Al-Hadid (57:3).
“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu”.
Marifat adalah dimulainya manusia menetapkan tujuan hidup hanya Allah yang dimaksud, tiada lain hidup kita ditujukan hanya untuk Allah, semata-mata kita hidup hanya untuk beribadah. QS Az-Zaariyaat (51):56,
“Dan tidak semata-mata Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepadaKu”.
Bagaimana pengertian Ibadah secara marifat, yaitu setiap gerak langkah hidup kita baik dalam keadaan sadar maupun tidak sadar (tidur), dalam setiap gerakan jantung kita setiap tarikan dan buangan nafas kita, dalam setiap bagian dari tubuh kita, hanya Allah yang diingat dan disebut, hal ini dijelaskan dalam QS Al-Anfal (8):45
Dan sebutlah nama Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.
QS Al-Ahdzaab (33) :41-42
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman ingatlah kamu kepada Allah dengan sebanyak-banyak ingat, dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang

Dengan demikian makna dari marifat adalah orientasi setiap gerak langkah hidup jasmani dan rohani kita ditujukan hanya untuk Allah. Dengan selalu mengingat Allah maka Allah akan selalu mengingat kita (segala keinginan dan kebutuhan kita), QS Al-Baqarah (2) :152.
Artinya : Ingatlah kamu kepadaku (Dzikir) niscaya aku akan ingat kepadamu dan bersyukurlah kepadaku , dan janganlah kamu mengingkari ni’mat Ku/kufur.
QS.Fushilat (41) : 30,
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah dengan syurga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.
Berdasarkan penjelas diatas berarti kita sudah dapat memahami bahwa makna marifat adalah memperbanyak mengingat Allah, karena dengan mengingat Allah kita akan mendapatkan perlindungan dan kenikmatan yang diberikan oleh Allah. Hal ini karena Allah adalah yang maha Kuasa atas segalanya, yang menciptakan alam semesta ini, dan dijelaskan dengan memahami 99 nama Allah.
Hakikat
Karena kita sudah memahami makna marifat yaitu mengenal Allah dengan sunguh-sungguh, maka kita dapat meyakini bahwa Hakikatnya bahwa yang menentukan segala alam semesta ini adalah Allah. Dengan demikian berarti kita dapat memahami makna dari Hakikat yaitu kalimah laa illaaha illallaah, yang bearti tidak ada yang dapat menentukan apapun di alam semesta hanya Allah yang menentukan segalanya.
Tharikat
Kita sudah memahami bahwa yang menjadi tujuan hidup kita adalah Allah (Marifat), dan kita telah meyakini dan memahami bahwa Hakikatnya Allah yang menetapkan segala sesuatu di alam semesta, tidak ada kekuatan apapun di alam semesta ini yang dapat menandingi kekuasaan Allah, karena Allah yang menciptakan dan mematikan alam semesta ini. Berdasarkan pemahaman tersebut maka yang menjadi perjuangan dalam hidup kita adalah bagaimana kita dapat menempuh jalan menuju kepada Allah, perjuangan menempuh jalan menuju Allah adalah makna Tharikat. Jalan yang bagaimanakah yang merupakan jalan yang dapat menuju Allah, yaitu jalan yang telah ditempuh oleh Rasul kita Nabi Muhammad SAW, QS Al-Ambiaa (21 : 107)
“ Tiada kami mengutus engkau (ya Muhammad), melainkan menjadi pembawa rahmat bagi semesta alam”.
Firman Allah ini menyatakan dengan sangat jelas bahwa yang membawa rahmat (energi) dari Allah hanyalah Nabi Muhammad SAW, dengan demikian tidak mungkin manusia mendapatkan rahmat dari Allah kalau tidak melalui Nabi Muhammad. Hal ini kemudian dipertegas dalam firman Allah QS Al Maidah (5:35)
Artinya : Wahai manusia yang beriman bertaqwalah pada Allah dan Carilah CARA (METODE) untuk menghampirkan diri pada Allah dan berjihadlah (sungguh-sungguh berjuang, secara intensif beramal pada jalan-Nya itu, supaya kamu menang.
Firman Allah ini menyatakan dengan tegas dalam beribadah kita harus memiliki cara atau metode yang benar (Thariqatullah) yang ada gurunya atau mursidnya yang menuntun manusia untuk mendapatkan cara yang paling benar dalam beribadah kepada Allah yaitu cara beribadah yang sesuai dengan tuntunan Rasullullah, istiqomahlah (teguh, sungguh-sungguh jangan plin-plan) untuk tetap berada dalam metoda tersebut maka kita akan selamat dunia dan akhirat.
Syariat
Bagaimana kita dapat tetap berada dalam jalan yang lurus, maka kita harus mau mengikuti aturan agar tetap berada dalam jalan atau thariqat yang tetap menuju kepada Allah. Pengertian inilah yang kemudian kita sebut dengan syariat.
Bagaimana aturannya agar kita tetap berada dalam jalan yang lurus (thariqat) sehingga kita akan selalu berada dalam bimbinganNya untuk mencapai tujuan hidup utama yaitu Allah. Maka kita harus mau berpedoman kepada Alquran dan Sunnah Rasul. Untuk memahami Syariat yang diajarkan dalam Al-Quran dan Sunnah Rasul kita mengenal melalui 4 pendekatan yaitu pendekatan (1) Sejarah, (2) Tafsir Alam semesta, (3) Ruhani, bahasa Qalbu, dan (4) Akal rasional, bahasa kepastian secara akal. Keempat pendekatan tersebut kemudian di bagi menjadi 3 tahapan yang merupakan suatu sistem hidup, yaitu terdiri dari (1) Input (marifat dan hakikat), (2) Proses (Tharikat dan Syariat), dan (3) Ouput (hakikat dan marifat).
Setelah kita tetap menempuh syariat atau kita tetap teguh mengikuti aturan untuk berada dalam jalan yang lurus, maka selanjutnya kita akan selalu berada dalam Thareqat atau jalan yang lurus, dan apabila kita berada dalam thariqat yang benar, maka kita akan memahami bahwa Hakikatnya Allah yang akan mengatur hidup kita berarti kita sudah masuk kedalam maqam dimana hidup kita Allah yang mengaturnya, dan apabila hidup kita sudah berada dalam pengaturan Allah (Makna Hakikat) maka kita akan sampai kepada makna Marifat. Dengan demikian maka hidup berputar yaitu awal dari marifat dan akhir kembali kepada marifat.
Semoga kita dapat berada dalam sistem hidup Dzikir, Amin.
Disampaikan dalam ceramah Malam Jumat 1 April 2004, di Majlis Dzikir dan Aurod Bashorun Fuad,oleh Pembina Majlis : Muhammad Fajar Laksana al Nanggelengi, Sukabumi Jabar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar